Miliki ARMA

Miliki ARMA

PENGUMUMAN AJKT DPMS 2010/2011

SHIBIN EL-KOM,19 Ramadhan – Pertemuan barisan AJKT baru sesi DPMS 2010/2011 telah diadakan di rumah Saudara Ust. Aminuddin bin Alias ( mantan penasihat DPMS) dan telahpun bersepakat untuk menetapkan tugasan atau portfolio bagi pimpinan sesi baru ini. Berikut adalah senarai nama AJKT beserta portfolionya. Juga disertakan makluman pemangkuan dan perlantikan Penasihat DPMS sesi 2010/2011.


Baca Seterusnya...

MAT KE 18 DPMS – Mencari Nafas Baru


SHIBIN EL-KOM, 19 Ramadhan – Mesyuarat Agung Tahunan (MAT) kali ke 18 telah berlangsung semalam di Bait Maghfirah, Shibin El-Kom, yang dibuka pendaftaran seawal jam 8.00 pagi. Dengan kehadiran ahli yang mencukupi, majlis MAT kali ini dapat dilaksanakan dan berakhir sekitar jam 2.30 petang.

Turut hadir pada MAT kali ini, wakil BP PMRAM yang menjadi pemerhati bagi perjalanan MAT yang berlangsung. Ustaz Ahmad Taufiq Mohd Dahlan (SUA PMRAM) bersama dengan BP angkat DPMS, Ustaz Abdul Aziz Ali, bertolak lebih awal ke Shibin El-Kom dan tiba pada malam sebelum MAT diadakan. Komitmen dan kesungguhan yang ditunjukkan sebenarnya menggambarkan imej PMRAM yang positif dalam usaha menjayakan program PMRAM cawangan di serata Mesir.

Perjalanan MAT ke 18 ini mempunyai dua sesi utama iaitu perasmian dan MAT itu sendiri. Majlis dimulakan dengan ucapan alu-aluan oleh Pengarah MAT, Saudara Ust. Nik Mohd Arif Zakaria. Seterusnya diikuti ucapan oleh Pemangku Pengerusi DPMS, Ust. Mohd Redhuan Haji Arshad, sebelum dirasmikan oleh BP angkat DPMS iaitu Ust. Abdul Aziz Ali.

Dengan tema MAT kali ini ' Azhari Pewaris Kepimpinan Islam ' , para hadirin diseru untuk menghayati sudut pandang ini, yang dilihat penting untuk difahami secara baik oleh setiap mahasiswa yang bergelar azhari. Dalam kalam perasmiannya, Ustaz Abdul Aziz Ali menghuraikan pesanan Syeikh Yusuf Al-Qardhawi (SYAQ) perihal persediaan seorang muslim dalam menyusun keutamaan hidupnya. Selaku mewakili pimpinan PMRAM pusat, beliau melihat tema kali ini bersesuaian untuk berperanan mengingatkan para mahasiswa agar pesanan SYAQ itu dapat disempurnakan dengan baik.

Seterusnya, majlis beralih kepada sesi MAT ke 18. Majlis dikendalikan oleh Pemangku Pengerusi yang juga merupakan Timbalan Pengerusi DPMS, Ustaz Mohd Redhuan Haji Arshad. Perjalanan MAT kali ini secara umumnya dapat menyempurnakan setiap proses yang perlu dilaksanakan. Respon daripada ahli yang hadir dilihat positif dalam menjayakan MAT yang diadakan meskipun dengan jumlah yang tidak ramai.

Sidang MAT yang hadir menyedari bahawa, terdapat kekhilafan dan kekurangan yang berlaku di sepanjang MAT berlangsung. Dengan respon yang diutarakan oleh wakil BP yang hadir, sedikit sebanyak telah membantu MAT kali ini lebih sempurna. Permasalahan yang berlaku telah diberikan jawapan dan jalan penyelesaian yang sewajarnya.

Tentatif terakhir iaitu pembubaran dan pengisytiharan AJKT telah dapat dilaksanakan dengan baik. Kesemua yang dicalonkan telah diumumkan menang tanpa bertanding oleh ketua SPR PMRAM cawangan Shibin El-Kom, Ustaz Jamnul Azlan Mulkan. Pemilihan mereka sebagai Ahli Jawatankuasa Tadbir (AJKT), adalah suatu pertanggungjawaban atau amanah yang bukan mudah untuk dipikul. Pun begitu dengan sokongan PMRAM pusat sebagai atasan, rakan—rakan DPM/BKAN yang lain serta yang terutamanya ahli DPMS, diharapkan dapat membantu para AJKT untuk mampu untuk berprestasi lebih baik dalam segenap perkara, amin.

Akhir kalam, ucapan terima kasih dan penghargaan dirakamkan kepada semua yang terlibat menjayakan MAT kali ke 18 DPMS SESI 2009/2010 ini. Salam perjuangan..
Baca Seterusnya...


Baca Seterusnya...

PUASA MEMBENTUK SUMBER DAYA MUSLIM


Alhamdulillah bersyukur kita kehadrat Ilahi kerana dapat dipertemukan Ramadhan sekali lagi pada tahun ini 1431H.Dengan kesempatan yang ada ini sukanya saya ingin mengambil kalam pena Drs.Ahmad Yani sempena bulan Ramdhan ini sebagai satu tazkirah buat kita semua.
Di dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 90 ayat yang dimulai dengan panggilan atau seruan kepada orang-orang yang beriman dengan kalimat: Hai orang-orang yang beriman, suatu panggilan yang menunjukkan kecintaan dari Allah Swt yang sangat dalam sehingga mereka yang diseru merasakan getaran cinta dari Allah Swt yang membuatnya mudah menerima isi seruan dan siap melaksanakan beban-beban yang terkandung di dalamnya. Itu pula yang terasa dalam perintah melaksanakan puasa Ramadhan sebagaimana Allah berfirman yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (QS 2:183).
Islam sebagai sebuah agama yang benar harus diperjuangkan penegakan dan penyebarluasannya oleh kaum muslimin dengan segala konsekuensinya. Karena itu kaum muslimin harus dipersiapkan kekuatan rohaninya untuk bisa mengemban tugas-tugas perjuangan yang berat itu. Ibadah puasa Ramadhan merupakan salah satu upaya untuk membentuk sumber daya muslim agar mampu mengembannya. Paling kurang, ada empat target yang harus dicapai oleh setiap mu’min yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, khususnya dalam konteks mengemban amanah perjuangan menyebarkan dan menegakkan nilai-nilai kebenaran Islam yang menjadi kewajiban setiap muslim.

1. MEMANTAPKAN AQIDAH YANG KOKOH
Tujuan utama puasa adalah mempersiapkan hati manusia untuk bertaqwa, sensitif, melembutkan hati dan takut kepada Allah. Taqwa membangkitkan kesadaran dalam hati sehingga mau menunaikan kewajiban, taqwa juga menjaga hati seseorang sehingga ia tidak mau merusak nilai-nilai ibadah puasa dengan maksiat meskipun hanya dengan getaran hati untuk berbuat maksiat. Ketaqwaan kepada Allah Swt merupakan bukti nyata dari kokohnya aqidah seseorang, karenanya puasa dibebankan kepada siapa saja yang beriman kepada Allah Swt agar keimanan itu dapat menjelma menjadi ketaqwaan yang sempurna. Karena itu taqwa menjadi puncak ketinggian rohani seorang muslim sehingga orang bertaqwalah yang berada pada posisi yang paling mulia di sisi Allah Swt, sebagaimana terdapat dalam firman Allah yang artinya: Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS 49:13).
Dalam konteks kehidupan masyarakat yang rusak, tujuan puasa ini menjadi sangat penting. Kokohnya iman menjadi modal utama bagi manusia untuk bisa memperbaiki akhlaknya, dari iman yang kokoh di dalam hati akan terwujud manusia yang berakhlak mulia. Karena itu Sayyid Quthb dalam dzilalnya menyatakan: “Apabila terjadi kerusakan pada suatu generasi manusia, maka untuk memperbaikinya bukan dengan memperketat hukum terhadap mereka melainkan dengan jalan memperbaiki pendidikan dan hati mereka serta menghidupkan rasa taqwa di dalam hati mereka”.

2. MEMANTAPKAN HUBUNGAN DENGAN ALLAH
Salah satu nilai tarbiyyah (pendidikan) dari ibadah puasa adalah upaya memantapkan hubungan dengan Allah Swt, hal ini karena setiap muslim yang berpuasa harus melaksanakannya karena Allah dan dilakukan dengan ketentuan-ketentuan yang datang dari Allah Swt. Sesuatu yang biasanya halal untuk dilakukan atau dinikmati, pada saat berpuasa seorang muslim diharamkan oleh Allah Swt dan ia tunduk saja kepada sang pencipta meskipun ia bisa melakukannya atau memiliki sepenuhnya untuk bisa dinikmati. Ini menunjukkan hubungan yang baik kepada Allah Swt yang menjelma dalam bentuk kepatuhan kepada-Nya, dan untuk itu seorang muslim mampu mengendalikan dan mengatasi tuntutan dari dalam dirinya yang bersifat fisik seperti makan, minum dan kebutuhan seksual.
Terjalinnya hubungan yang dekat kepada Allah Swt merupakan modal yang sangat penting bagi manusia, bahkan tidak hanya untuk mengemban amanah perjuangan tapi juga untuk bisa menjalani kehidupan di dunia ini dengan sebaik-baiknya. Hubungan manusia yang jauh dengan Allah membuat manusia hanya bisa menyumbang persoalan dalam kehidupan ini, sedangkan masalah yang ada tidak mampu diatasi. Padahal bila manusia merasa dekat dengan Allah dan ia merasa selalu diawasi oleh Allah Swt, niscaya ia tidak berani menyimpang dari ketentuan-Nya dan bila penyimpangan itu sudah terjadi, iapun cepat mengakui kesalahannya hingga memiliki kesiapan untuk menjalani hukuman akibat kesalahan yang dilakukannya, bukan malah sudah salah tapi masih saja tidak merasa bersalah dan mencari seribu dalih untuk bisa menghindar dari hukuman dan berusaha menutupi kesalahan yang telah dilakukannya meskipun harus dengan kesalahan yang lain.

3. MEMANTAPKAN HUBUNGAN SESAMA MANUSIA

Puasa Ramadhan adalah ibadah yang dilakukan oleh kaum muslimin secara serentak di seluruh dunia. Kaum muslimin merasakan satu hal yang sama, yakni lapar dan haus dan sama-sama berjuang untuk mampu menahan dan mengendalikan diri dari melakukan sesuatu yang tidak dibenarkan oleh Allah Swt meskipun peluang untuk itu sangat besar. Nilai keserentakan ini diharapkan bisa menghasilkan kebersamaan dan hubungan yang baik dengan sesama muslim. Semangat kebersamaan merupakan modal yang sangat berharga bagi upaya perjuangan di jalan Allah Swt, apalagi Dia amat mencintai orang yang berjuang secara bersama-sama dengan kerjasama yang baik, Allah berfirman yang artinya: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang dijalan-Nya dalam suatu barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh (QS 61:4).
Salah satu lahan dakwah dan perjuangan yang harus mendapat perhatian besar dari seluruh komponen kaum muslimin adalah masjid-masjid yang sudah dibangun dengan bagus, besar dan megah dan dikeluarkan dana yang besar. Namun kondisi pemakmurannya belum sebanding dengan fisik bangunannya. Untuk bisa memakmurkan masjid sehingga berfungsi sebagai pusat pembangunan masyarakat Islam, diperlukan kebersamaan antara sesama umat Islam, baik sebagai pengurus maupun jamaah. Karena itu harus terjalin kerjasama yang harmonis antara pengurus masjid dengan jamaahnya, bahkan harus terjalin kerjasama antar masjid yang satu dengan masjid lainnya, tidak seperti sekarang, dimana masjid berjalan sendiri-sendiri dengan segala persoalan yang dihadapinya.

4. MEMANTAPKAN JIWA

Dalam perjuangan dibidang apapun, ketabahan jiwa merupakan sesuatu yang sangat dituntut adanya pada diri para pejuang, demikian pula halnya dengan perjuangan di dalam Islam dengan segala dimensinya yang luas. Namun harus kita sadari bahwa ketabahan tidak muncul dengan sendirinya, masing-masing orang perlu memperoleh pemahaman dan mendapatkan latihan guna memiliki ketabahan. Ibadah puasa adalah salah satu bentuk ibadah yang memberikan pendidikan dan latihan untuk memiliki ketabahan sehingga seorang muslim yang telah berpuasa semestinya menjadi orang yang memiliki daya tahan yang kuat dalam mempertahankan nilai-nilai kebenaran yang datang dari Allah Swt meskipun dalam kondisi yang sulit seperti haus dan lapar.
Oleh karena itu, ketika situasi menjadi begitu sulit dalam perjuangan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw, khususnya sesudah wafatnya Siti Khadijah, seorang isteri dan pendukung perjuangan serta wafat juga Abu Thalib yang sering memberikan perlindungan kepada Nabi dari gangguan orang-orang kafir, maka Allah Swt menegaskan kepada Nabi Muhammad Saw untuk bertahan dan melanjutkan perjuangan, apapun yang terjadi. Hal ini karena kalau berbicara tentang kesulitan, generasi terdahulu juga mengalami kesulitan, bahkan kesulitan yang lebih berat lagi sehingga Nabi Muhammad Saw bersama para sahabatnya jangan memiliki sikap atau perasaan yang berlebihan dalam arti merasa sangat sulit dalam perjuangan yang dijalaninya, Allah Swt berfirman yang artinya: Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang-orang yang bertaubat bersamamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan (QS 11:112).
Dengan demikian, momentum ibadah Ramadhan tahun ini menjadi saat yang sangat penting untuk memperbaiki kondisi pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa menuju ridha Allah Swt.

Disediakan oleh Unit Dakwah & Pembangunan Insan DPMS 09/10
Baca Seterusnya...